Filsafat islam: Pemikiran Ibnu Rusyd
Nama: Ami Fatimatuz Zahro'
NIM: 11210511000009
Riwayat Hidup
Abu al-Walid Muhammad Ibnu Ahmad ibnu Muhammad Ruys dilahirkan di Cordova, Andalusia pada tahum 510 H/ 1126 M, sekitar 15 tahun wafatnya al-Ghazali, ia lebih populer dengan sebutan Ibnu Rusyd.
Ibnu Rusyd tumbuh dan hidup dalam keluarga yang besar sekali pada ilmu pengetahuan. Hal ini merupakan salah satu faktor yang ikut melempangkan jalan baginya menjadi ilmuan. Faktor yang lebih dominan bagi keberhasilannya adalah ketajaman berpikir dan kegeniusan otaknya.
Pada saat berkarir, perjalanan ibnu Rusyd tidaklah berjalan mudah lepas dari pengalaman pahit yang menimpa para pemikir kreatif dan inovatif terdahulu.
Dalam bidang kedokteran, Ibn Rusyd belajar pada Abu Ja'far Harun At Tirjali dan Abu Marwan bin Kharbul. Dalam biddang filsafat, ia belajar pada Ibnu Bajjah, yang di barat dikenal dengan Avinpace, filosof besar di Eropa sebelum Ibn Rusyd. Selain itu, ia juga berhubungan dengan dokter Abu Marwan bin Zuhr dan raja Dinasti Muwahhidun. Selain menjalin perhubungan yang akrab dengan Ibnu Zuhr, Ibn Rusyd juga mempunyai hubungan yang baik dengan kerajaan Islam Muwahidin terutama dengan amir ketiga khalifah Abu Yusuf Al-Mansyur. Hubungan dan kepercayaan tersebut, akhirnya Ibn Rusyd dilantik sebagai hakim di Sevilla pada tahun 1169. Dua tahun kemudian, beliau dilantik menjadi hakim di Cordova, kemudian dilantik sebagai dokter istana pada tahun 1182 M.
Namun sayang, karena ajaran filsafatnya banyak ulama yang tidak menyukainya, bahkan ada yang sampai mengkafirkan Ibn Rusyd. Ada juga sekelompok ulama yang berusaha untuk menyingkirkan dan memfitnah bahwa dia telah menyebarkan ajaran filsafat yang menyimpang dari ajaran Islam. Atas tuduhan itulah, Ibn Rusyd diasingkan oleh pemerintah ke suatu tempat bernama Lucena. Tidak hanya itu, banyak diantara karya-karya filsafatnya dibakar dan diharamkan untuk dipelajari.
Karya-Karya Ibnu Rusyd
Ibnu Rusyd seorang pengarang yang produktif. Salah satu kelebihan karya tulisnya ialah gaya penuturan yang mencakup komentar, koreksi, dan opini sehingga karyanya lebih hidup dan tidak sekadar deskripsi belaka.
Karya tulis Ibnu Rusyd yang masih dapat ditemukan adalah sebagai berikut:
- Fashl al-Maqal fi mal Bain al-Hikmat wa al-Syarak min al-Insihall, yang berisikan korelasi antara agama dan filsafat
- al-Kasyf'an Manahij al-Adillat fi Aqaid al-Millat, berisikan kritik terhadap metode ilmu kalam dan sufi
- Tahafut al-Tahafut, berisikan kritikan terhadap karya al-Ghazali yang berjudul Tahaful a-Falasifat
- Bidayat al-Mujtahid wa Nikayat al-Muqtashid, berisikan uraian-uraian di bidang fiqh.
- Jenis pertama, wujudnya karena sesuatu yang lain dan dari sesuatu, dengan arti wujudnya ada Pencipta dan diciptakan dari benda serta didahului oleh zaman. Jenis ini adalah benda-benda yang dapat diketahui dengan indra, seperti hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, dan lainnya. Wujud ini mereka namakan dengan baharu
- Jenis kedua, wujudnya tidak karena sesuatu, tidak pula dari sesuatu dan tidak didahului oleh zaman. Wujud ini sepakat mereka namakan dengan kadim. Ini hanya dapat diketahui dengan bukti pikiran. Ia yang menciptakan segala yang ada dan memeliharanya. Wujud yang kadim inilah yang disebut dengan Allah.
- Wujud yang ketiga ini adalah wujud ditengah-tengah antara kedua jenis diatas, yaitu wujud yang tidak terjadi berasal dari sesuatu, tidak didahului oleh zaman, tetapi terjadinya karena sesuatu (diciptakan). Wujud jenis ini adalah alam semesta. Wujud alam ini ada kemiripannya dengan wujud jenis yang pertama dan yang kedua. Dikatakan ini mirip dengan wujud jenis yang pertama karena wujudnya dapat kita saksikan dengan indra, dan dikatakan wujudnya mirip dengan jenis yang kedua karena wujudnya tidak didahului oleh zaman dan adanya sejak azali.
- Pertama, bahwa dari al-Fa'il al-Awwal (Pencipta pertama) hanya memancar satu, bertentangan dengan pendapatnya sendiri, bahwa yang memancar dari yang satu pertama terdapat pada yang banyak, padahal dari yang satu mesti memancar satu.
- Kedua, akibat kurang ketelitian al-Farabi dan Ibnu Sina, maka pendapat ini telah diikuti orang banyak, kemudian mereka menisbatkannya kepada para filsuf termasuk Aristoteles, padahal mereka tidak berpendapat demikian
- Ketiga, menurut Ibnu Rusyd prinsip-prinsip yang memancar dari prinsip yang lain, merupakan sesuatu yang tidak dikenal oleh filosof-filosof terdahulu.
Komentar
Posting Komentar