Filsafat: Pemikiran Ibnu Miskawaih
Nama: Ami Fatimatuz Zahro'
NIM: 11210511000009
Mata Kuliah: Filsafat Islam
Dosen Pengampu: Drs. Study Rizal LK, M.Ag
Dalam pertemuan online ke-8 yang dilakukan di Google Meet pada tanggal 26 Oktober 2022, mata kuliah Filsafat Islam yang diampu oleh Drs. Study Rizal LK. M. Ag. dalam pertemuan tersebut membahas tentang Filsafat menurut Ibnu Miskawaig yang dipaparkan oleh kelompok 6. |
Riwayat Hidup
Abu Ali-Khazin Ahmad ibn Muhammad Ibnu Ya'qub ibn Miskawaih, dilahirkan di Kota Ray (Irian) pada tahun 932 M. dan meninggal si Asfahan pada tanggal 9 Shafar 1030 M. Ia belajar sejarah dan filsafat, serta pernah menjadi khazin (pustakawan) Ibn al-'Abid dimana dia dapat menuntut ilmu dan memperoleh banyak hal positif berkat pergaulanya dengan kaum elit. Ibnu Miskawaih meninggalkan Ray menuju Baghdad dan hidup pada istana pangeran Buwaihi sebagai bendaharawan dan beberapa jabatan lain. Ibnu Misskawaih terkenal sebagai seorang filosof, dokter, penyair dan ahli bahasa. Ibn Miskawaih memberikan perhatian besar kepada masalah akhlak sehingga ia dikenal sebagai seorang pemikir muslim dalam bidang ini.
Karya Ibnu Miskawaih
Karya-karya Ibnu Maskawaih tidak lepas dari kepentingan pendidikan akhlak, di antaranya
- al-Fauz al-Akbar
- al-Fauz al-Asghar
- Tajarih al-umam
- Thabarat al-Nafs
- Kitab al-Siasat
- Nadim al-Farid
- al-Jami'
- Jawidan Khird
- Tartib al-Sa'adat
- al-Asyribah
- Konsep Manusia, manusia adalah makhluk yang istimewa, karena hanya manusia yang diberikan daya pikir oleh Tuhan. Daya pikir manusia itu dapat menyebabkan hal positif dan dapat menentukan mana yang baik dan mana yang buruk.
- Konsep Jiwa, Ibnu Miskawaih menjabarkan bahwa dalam diri manusia selain terdapat tubuh, juga terdapat sesuatu yang bukan tubuh, yang disebut dengan jiwa. sebagai argumen untuk menjelaskan adanya jiwa, Ibnu Miskawaih mengemukakan kenyataan tentang penerimaan atau rekaman kesadaran kita terhadap berbagai bentuk yang berasal dari benda-benda yang bersifat jasmani atau bersifat empiris.
- Konsep Akhlak, menurut Ibnu Miskawaih, pada dasarnya karakter dari sifat manusia yang harus dibangun dengan menggunakan teori The Golden Mean yaitu ada 4 karakter yan g menjadi pondasi bagi pengembangan karakter mulia manusia, yakni pertama al-Iffat (Menahan diri/self control), kedua al-Syaja'at (keberanian), ketiga al-Hikmat (kebijaksanaan) dan yang keempat al-Adl (keadilan). ke-4 karakter tersebut merupakan pokok-pokok akhlak manusia dan sifat-sifat lain yang berupa keutamaan akhlak manusia merupakan turunan atau cabang dari empat pokok keutamaan akhlak tersebut.
- Ketuhanan, Tuhan menururt Ibnu Miskawaih adalah zat yang tidak berjisim, Azali dan Pencipta. Tuhan Esa dalam segala aspek, Ia tidak terbagi-bagi dan tidak mengandung kejamakan dan tidak satupun yang setara dengan-Nya. Tuhan ada tanpa diadakan dan ada-Nya tidak bergantung kepada yang lain.
- Kenabian, masalah kenabian, tampaknya tidak ada perbedaan pendapat antara Ibn Miskawaih dan Ak-Farabi dalam memperkecil perbedaan Nabi dengan filsuf, sekaligus untuk memperkuat hubungan akal dengan wahyu.
- Moral, menurut Ibnu Miskawaih moral atau akhlak adalah suatu sikap mental yang mengandung daya dorong untuk berbuat tanpa berpikir dan pertimbangan. Sikap mental ini terbagi menjadi dua, ada yang berasal dari watak dan ada pula yang berasal dari kebiasaan dan latihan.
- Jiwa, menurut Ibnu Miskawaih, jiwa adalah subtstansi ruhani yang kekal, tidak hancur dengan kematian jasad. Kebahagiaan dan kesengsaraan di akhirat nanti hanya dialami oleh jiwa. Jiwa bersifat inmateri karena itu berbeda dengan jasad yang bersifat materi.
Paham Emanasi Ibnu Miskawaih
Ibnu Miskawaih juga mengantu paham emanasi seperti Al-Farabi, namun teori emanasi Ibnu Miskawaih berbeda. al-farabi mengatakan bahwa Allah menciptakan alam secara pancaran. Sedangkan mnurut Ibnu Miskawaih, entitas pertama yang memancar dari Tuhan ialah Aql- Fa'al (akal aktif), akal aktif ini tanpa perantara sesuatu pun. ia qadim, sempurna, dan tak berubah. Dari akal aktif ini timbul jiwa dan dengan perantara jiwa pula timbul planet (al-Falak), alam ini dapat dipelihara berkat pancaran dari Tuhan, sekiranya pancaran Tuhan akan terhenti, maka berakhirlah kemajuan dan kehidupan di alam ini.
Terima Kasih :)
Komentar
Posting Komentar