Filsafat Islam: Pemikiran Al-Kindi
Oleh : Ami Fatimatuz Zahro'
NIM : 11210511000009
Dosen Pembimbing : Drs. Study Rizal LK. M. Ag.
Dalam pertemuan online ke-4 yang dilakukan di Google Meet pada tanggal 28 September 2022, mata kuliah Filsafat Islam yang diampu oleh Drs. Study Rizal LK. M. Ag. dalam pertemuan tersebut
diisi dengan diskusi mahasiswa dan di pimpin oleh pemakalah kelompok 2 yang membahas tentang pemikiran Al-Kindi dalam Ilmu Filsafat.
Pemakalah mengambil sumber dari Buku "Filsafat Islam: Filosof & Filsafatnya" yang disusun oleh Prof. Dr. H. Sirajuddin Zar, M.A.
Al-kindi Nama lengkapnya adalah Abu Yusuf ya’cub Ibnu Ishaq Ibnu
Al-Shabbah Ibnu Imran Ibnu Muhammad Ibnu Al-Asy’as Ibnu Qaos Al Kindi
Kindi, dilahirkan di kufah sekitar tahun 185 H (801 M) dari keluarga kaya dan
terhormat kakek buyutnya Al Ibnu qois adalah seorang sahabat Nabi Muhammad
shallallahu alaihi wasallam yang gugur sebagai Syuhada bersama Saad bin Abi
waqqash Dalam Peperangan antara kaum muslimin dengan persia di Irak sementara
itu Ayahnya Ishak Ibnu ashabah adalah gubernur kufah pada masa pemerintahan Al
Mahdi.
Ditemukan beberapa karya Al-Kindi:
- Fi al-falsafah Al Ula
- Kitab Al Habsyi ala ta'allum Al falsafat
- Risalat ila al-ma’mun fi al-’illat wa Ma’lul
- Risalat Fi taklif Al adad
- Kitab al-falsafah al-Dakhilat
- Kammiyat kutub Aristoteles
- Fi al-nafs
Selanjutnya, pemakalah membahas pemaduan Filsafat dan Agama menurut Al-Kindi, telah
dipaparkan bahwa al-kindi orang Islam yang pertama yang meretas Jalan
mengupayakan pemaduan dan keselarasan antara filsafat dan agama, atau antara
akal dan Wahyu. menurutnya antara keduanya tidaklah bertentangan karena
masing-masing keduanya adalah ilmu tentang kebenaran. Lebih
lanjut ia kemukakan bahwa pemaduan antara filsafat dan agama didasarkan pada
tiga alasan berikut.:
- Ilmu Agamaa merupakan bagian dari Filsafat
- Wahyu yang diturunkan kepada nabi dan kebenaran filsafat saling bersesuaian.
- Menuntut ilmu, secara logika, diperintahkan dalam agama.
Filsafat ketuhanan menurut Al-Kindi, dalam hat tersebut Al-Kindi menyatakan bahwa Allah hanya bisa dilukiskan dengan kata-kata negatif: Allah tidak sama dengan ciptaan-Nya, Allah tidak berbilang, Allah tidak berbentuk. Lalu perihal Filsafat jiwa, menururt Al-Kindi, jiwa bisa menentang keinginan hawa nafsu. Di dalam jiwa manusia terdapat 3 daya, yaitu daya bernafsu (al-quwwat al-syahwaniyat), daya marah (al-quwwat al-ghadabiyat), daya pikir (al-quwwat al-'aqliyah). Dan alam menurut Al-Kindi, benda di alam dapat dikatakan wujud yang aktual apabila terhimpun 4 'illar, yaitu materi benda (al-unshariyyat), bentuk benda (al-shariyyat), pembuat benda (al-fa'ilat), dan manfaat dari benda (al-tamamiyat).
Kemudian Drs. Study Rizal LK. M. Ag. menambahkan materi, bahwa Al-Kindi masih transisi antara teologi dan filsafat, sehingga pengaruh teologi rasional masih kental, yang mengatakan bahwa Allah tidak punya sifat, seperti ar-rahman, ar-rahim, al-malik dan seterusnya merupakan zat-Nya. Pandangan tersebut dibawa oleh aliran teologi Mu'tazilah yang dikenal dengan aliran rasionalis, menurutnya apabila Tuhan diberikan sifat maka akan membawa pada antropomorfisme (Penyamaan Tuhan dengan manusia). Menurutnya sifat-sifat tersebut tidak kekal, adanya ar-rahman, ar-rahim dan seterusnya karena adanya Allah.
Begitu juga dengan alam, bagi para filsuf alam menjadi persoalan tentang kekal atau tidaknya, kekal menururt filsuf dibagi menjadi 2: qadim bidzatihi wa qadim bi zamani, alam semesta diciptakan qadim zamani, karena ada zat yang maha besar yang mengadakan alam ini.
Sekian, terima kasih.
:)
Komentar
Posting Komentar