Filsafat: Pemikiran Ikhwan al-Shafa

Nama: Ami Fatimatuz Zahro'
NIM: 11210511000009 Jurnalistik 3A
Mata Kuliah: Filsafat Islam
Dosen Pengampu: Drs. Study Rizal LK, M. Ag.


Dalam pertemuan online ke-9 yang dilakukan di Google Meet pada Rabu (2/11), mata kuliah Filsafat Islam yang diampu oleh Drs. Study Rizal LK. M. Ag. dalam pertemuan tersebut membahas tentang filsafat menurut Ikhwan al-Safa yang dipaparkan oleh kelompok 7.
Pemakalah kelompok 7 mengambil sumber materi dari buku Filsafat Islam: Filosof dan Filsafatnya karya Prof. Dr. H. Sirajuddin Zar M.A. Berikut pembahasannya:


Biografi
Pasca wafatnya al-Farabi, muncul sebuah golongan yang bernama Ikhwan al-Safa. Ikhwan al-Safa dalam bahasa Indonesia berarti persaudaraan suci atau saudara-saudara yang mementingkan kesucian jiwa. Ikhwan al-Safa adalah sekelompok  pemikir Islam yang melakukam pergerakan secara rahasia, yang berpusat di Basra, Irak yang saat merupakan ibu kota kekhalifahan Abbasiyah di sekitar abad ke-10 M.  Mereka menamai diri mereka sebagai Ahl al-Adl. Khulan Al-Wafa', dan Abna' Al-Hamd.
Mereka itu memiliki semangat untuk berdakwah dan tabligh yang sangat militan terhadap orang lain dan bahkan semua dari anggota kelompok ini diwajibkan menjadi seorang muballigh atau pengajar dalam masyarakat. Munculnya Ikhwan al-Safa berawal dari sebuah keprihatinan dalam pelaksanaan dari ajaran akidah Islam yang terpengaruhi oleh ajaran dari luar agama Islam dan juga untuk menumbuhkan kembali rasa kecintaan terhadap ilmu pengetahuan di kalangan umat Muslim. Kelompok ini memiliki sikap sangat menjaga rahasia nama-nama dari anggotanya. Kelompok ini bergerak dan bekerja secara diam-diam dan rahasia karena khawatir akan dilakukan tindakan oleh penguasa yang sering melakukan penindasan terhadap gerakan pemikiran-pemikiran yang muncul pada waktu itu. Kondisi tersebut yang menjadikan Ikhwan al-Safa mempunyai jumlah anggota yang terbatas.

Karya-karya 
Ikhwan al-Safa memiliki karya yang monumental yaitu ensiklopedi Rasa’il Ikhwan al-Safa. Di dalam karyanya ini, Ikhwan al-Safa berupaya mensistematisasikan tema-tema filosofis dalam tradisi ilmiah Islam. Karya ini diyakini sebagai salah satu ensiklopedi ilmiah paling awal di dunia Islam selain yang ditulis oleh al-Farabi yang berjudul Hisa al-Ulum dan oleh Abu Hatim Muhammad ibn al-Hibban Busti yaitu kitab Wasf al-Ulum. Rasa’il Ikhwan al-Safaini adalah ensiklopedia ilmiah ketiga yang ditulis dalam tradisi ilmiah Islam.

Selanjutnya ada Rasa’il Ikhwan al-Safawa Khullan al-Wafa’ diibuat oleh 10 anggota di mana mereka ini mengaku bahwa dirinya adalah pakar. Namun mereka mencoba merahasiakan identitasnya. Ensiklopedi ini dibagi menjadi empat kelompok: Berisi 14 risalah tentang matematika (angka). Angka tersebut dianggap sebuah alat penting yang berfungsi untuk mengkaji filsafat karena “ilmu angka akar semua sains, saripati kebijaksanaan, sumber kognisi, dan unsur pembentuk makna.

Pemikiran Ikhwan al-Safa Tentang Ketuhanan dan Jiwa Manusia
Tentang ketuhanan, Ikhwan al-Safa pemikirannya berlandaskan pada bilangan. Menurut mereka, ilmu bilangan ialah lidah yang mempercakapkan kepada tauhid, al-tanzih, meniadakan sifat dan tasybih. serta menolak sikap orang yang mengingkari keesaan Tuhan.Maka pengetahuan terhadap angka membawa kepada pengakuan tentang keesaan Tuhan, karena apabila angka satu rusak, maka rusaklah semuanya.

Tentang penciptaan alam, pemikiran Ikhwan al-Safaini merupakan perpaduan antara pemikiran Aristoteles, Plotunis, dan Mutakallimin. Menurut mereka Tuhan adalah maha pencipta dan maha Esa. melalui kemauannya, Tuhan menciptakan sebuah akal aktif atau akal pertama secara proses emanasi. Jadi, apabila Tuhan qadim dan baqi, maka akal pertama pun demikian halnya. Dalam akal pertama, lengkap terdapat segala potensi yang akan muncul pada wujud selanjutnya. Maka, secara tidak langsung Tuhan melakukan hubungan dengan alam materi, sehingga kemurnian dari ajaran tauhid dapat terjaga dengan baik. Berikut ini adalah proses emanasi yaitu Akal aktif atau akal pertama, Jiwa universal, Materi pertama, Potensi dari jiwa universal, Materi kedua atau materi absolut, Alam dari planet-planet, Anasir-anasir alam terendah, seperti udara, air, api, dan tanah., dan Materi gabungan yang terdiri dari tumbuh-tumbuhan, mineral, dan hewan.
Proses Penciptaan Secara Emanasi Menurut al-Safa Dibagi Menjadi 2 Macam:
  • Penciptaan sekaligus, yang dimana terdapat dalam alam rohani, yaitu akal aktif, jiwa universal dan materi pertama
  • Penciptaan gradual, dimana terdapat dalam jasmani, yaitu jism mutlak dan seterusnya, serta alam semesta yang memiliki awal dan akan berakhir di masa tertentu..
Kemudian tentang jiwa manusia, Jiwa seorang manusia bersumber dari jiwa Universal. Pertumbuhan dan perkembangan dari jiwa manusia dipengaruhi langsung oleh sebuah materi disekelilingnya. Jiwa dibantu oleh akal, agar potensi jiwa itu tidak kecewa dalam perkembangannya.

Untuk pemikiran tentang moral, Ikhwan al-Safamemiliki sifat rasionalistis. Utnuk mencapai sebuah moral, manusia harus melepas diri dari sebuah ketergantungan terhadap sebuah materi. Manusia harus bisa memupuk rasa kasih dan cinta untuk mencapai pada keadaan diluar kesadaran diri. Percaya tanpa melakukan usaha, dan mengetahui tanpa melakukan sesuatu adalah sia-sia. Kesabaran, kasih sayang, ketabahan, kelembutan dan kehalusan keadilan, gemar berkorban terhadap orang lain, mengutamakan kebajikan rasa syukur yang kesemuannya harus dapat menjadi sebuah karakteristik pribadi. Dan sebaliknya, kemunafikan, bahasa kasar, kezaliman, kepalsuan, dan penipuan harus di hilangkan agar muncul perasaan yang suci, kecintaan terhadap sesama, dan keramahan terhadap lingkungan sekitar.

Sesi Diskusi
Pertanyaan: apakah ada ilmuan / filsuf yang menentang pemikiran dari Ikhwann al-Safa?
Jawaban: Ikhan al-Safa adalah sebuah kumpulan persaudaraan rahasia para peneliti muslim. Meskipun tercatat aktif pada abad ke-8 sampai ke-10, anggota organisasi ini tidak tercium sama sekali . Tidak ada yang mengetahui secara pasti nama-nama anggota kelompok tersebut. Jadi karean ajaran atau organiasi  ini bersifat rahasia, sehingga nama-nama filsuf atau ilmuan yang mengikuti ajaran ini pun bersifat anonim., bahkan anggotanya saja tidak diketahu secara pasti hingga saat ini. Kemudian, karena nama-nama ilmuan pengikut ajaran ini bersifat anonim, sehingga beberapa kelmpok agama pernah menentang ajaran Ikhwan al-Safa, seperti pada tahun 1150, kelompok Sunni Ortodoks di era kekhalifahan al-Mustanjid menilai karya Ikhwan al-Safa sebagai karya yang menyesatkan. Mereka sempat meminta naskah tersebut dibakar, namun ensiklopedia ini berhasil diamankan dan diterjemahkan ke dalam bahasa Persia dan Turki. Sampai saat ini, masih ada perdebatan mengenai jumlah pasti dalam ensiklopedia dan asal muasal pembentukan ensiklopedia. Ada yang menyebut sekadar 50 risalah, 53 risalah, dan 52 risalah.

Pertanyaan: Ikhwan al-Safa ini kan digerakkan dengan sembunyi, lalu bagaimana cara mereka memperluas gerakannya?
Jawab: Organisasi ini mengirimkan orang-orang ke kota-kota tertentu untuk membentuk cabang dan mengajak siapa saja yang berminat pada keilmuan dan kebenaran. Timbulnya organisasi yang bergerak dalam bidang keilmuan juga bertendensi politik ini ada hubungannya dengan kondisi dunia Islam ketika itu. Sejak pembatalan teologi rasional Mu'tazilah sebagai mazhab negara oleh al-Mutawakkil, maka kaum rasionalisme dicopot dari jabatan pemerintahan, kemudian diusir dari Baghdad, berikutnya penguasa melarang mengajarkan ilmu kesusasteraan dan filsafat, kondisi yang tidak kondusif ini berlanjut pada khalifah-khalifah sesudahnya. Hal tersebut menimbulkan suburnya cara berfikir tradisional dan meredupnya keberanian berfikir rasional umat, pada sisi lain berjangkit pola hidup mewah di kalangan pembesar negara. Dengan situasi seperti itu, masing-masing golongan berusaha mendekati khalifah untuk menanamkan pengaruhnya.

Sekian, Terima kasih :).


Sumber pendukung:

Ivani Rizky, "Membedah Pemikiran Ikhwan al-Safa tentang Sinergi Sains dan Agama", Jurnal al-Ibrah             Vol. 5 No.1, 2020

Komentar

Postingan Populer