Filsafat: Pemikiran Ar-Razi
Nama: Ami Fatimatuz Zahro'
NIM: 11210511000009
Mata kuliah: Filsafat Islam
Dosen Pengampu: Drs. Study Rizal LK, M. Ag.
Dalam pertemuan online ke-7 yang dilakukan di Google Meet pada tanggal 19 Oktober 2022, mata kuliah Filsafat Islam yang diampu oleh Drs. Study Rizal LK. M. Ag. dalam pertemuan tersebut membahas tentang Filsafat menurut Ibnu Sina yang dipaparkan oleh kelompok 5.
Pemakalah kelompok 5 mengambil sumber materi dari buku Filsafat Islam: Filosof dan Filsafatnya karya Prof. Dr. H. Sirajuddin Zar M.A.
Riwayat Hidup
Abu Bakar Muhammad bin Zakaria ar-Razi atau dikenal dengan Rhazes di dunia Barat merupakan salah satu pakar sains Iran yang hidup antara tahun 864-930. Ia lahir di Rayy. Ar-Razi ini sejak usia muda telah mempelajari filsafat, kimia, matematika, dan kesastraan. Ar-Razi juga dikenal sebagai ilmuan terbesar dalam Islam.
Teori Lima Kekal
- Allah sebagai Sang Pencipta: Allah yang maha kuasa, bersifat sempurna, kehidupan berasal dari-Nya. Allah menciptakan sesuatu dan tidak ada yang bisa menandingi dan tidak ada yang bisa menolak kepada-Nya.
- Ruh: Allah tidak menciptakan dunia lewat desakan apapun tetapi Allah memutuskan penciptaan-Nya setelah pada mulanya tidak berkehendak tidak menciptakannya, Allah menciptakan manusia guna menyadarkan ruh dan menunjukkan kepadanya, bahwa dunia ini bukanlah dunia yang sebenarnya dalam arti hakiki.
- Materi: Menurut ar-Razi kemutlakan, materi pertama terdiri dari atom-atom, setiap atom mempunyai volum yang dappat dibentuk. Dan apabila dunia ini dihancurkan, maka ia akan terpisah-pisah dalam bentuk atom-atom. Dengan demikian materi berasal dari kekekalan, karena tidak mungkin menyatakan suatu yang berasal dari ketiadaan sesuatu. ar-Razi memberikan 2 bukti, yaitu: pertama, penciptaan adalah bukti dengan adanya sang pencipta. kedua, berlandaskan ketidakmungkinan penciptaan dan ketiadaan.
- Ruang: Menurut ar-Razi. tuang adalah tempat keadaan materu, ia mengatakan bahwa materi adalah kekal dan karena materi itu mempunyai ruang yang kekal.
- Waktu: Adalah sebuah subtansi yang mengalir, ia adalah kekal. Bagi ar-Razi ruang terbagi menjadi 2, yakni waktu universal (mutlak) yang tidak terbatas dan tidak bergantung kepada dunia dan segala sesuatu yang ada di dalamnya. kedua adalah waktu tertentu (relatif) yang berbanding terbalik dengan waktu mutlak.
Karya ar-Razi
- Kitab al-Manoori
- Al-Havi
- Asas Al Taqdis
- Kitab al-Asrar
- Syarah al-Isyrah wa al Tanbihat li ibn Sina
- Lubab al-Isyarat
- al Ibthal al Qiyasi
- Al-Tibb Al-Ruhani
Penghargaan atas Akal
Pemujaan Al- Razi terhadap akal tampak sangat jelas pada halaman pertama dari bukunya Al-Tibb Al-Ruhani. Ia mengatakan “ Tuhan, segala puji bagi-Nya, yang telah memberikan akal agar dengannya kita dapat memperoleh sebanyak-banyaknya manfaat; inilah karunia terbaik Tuhan kepada kita. Dengan akal kita dapat melihat segala yang berguna bagi kita dan yang membuat hidup kita baik. Dengan akal kita dapat mengetahui yang gelap, yang jauh, dan yang tersembunyi dari kita, dengan akal pula, kita dapat memperoleh pengetahuan tertinggi yang dapat kita peroleh. Jika akal sedemikian mulia dan penting, maka kita tidak boleh melecehkannya; kita tidak boleh menentukannya, sebab ia adalah penentu, atau mengendalikannya, sebab ia adalah pengendali, atau memerintahnya. Hanya akal logislah yang merupakan kriteria tunggal pengetahuan dan perilaku.
Pemikiran ar-Razi tentang Kenabian
ar-Razi menyanggah anggapan bahwa untuk keteraturan kehidupan, manusa memerlukan Nabi. ar-Razi ini menentang kenabian, karena tanpa Nabi orang bisa beragama melalui tradisi, kekuasaan yang ada pada pemuka-pemuka agama, dan karena tertarik pada acara-acara yang mempengaruhi jiwa rakyat. yang sederhana dalam pemikiran.
Sesi Diskusi dan Tambahan Drs. Study Rizal LK, M. Ag
- Apa landasan yang membuat ar-Razi tidak membutuhkan Nabi
ar-Razi tidak mempercayai Nabi dan wahyunya disebabkan karena pandangannya tentang akal. Menurutnya para Nabi tidak berhak mengklaim dirinya sebagai orang yang memiliki keistimewaan khusus, karena semua orang mempunyai porsi yang sama, menurutnya semua manusia memiliki tingkat akal yang sama, ia juga mengatakan bahwa tidaklah masuk akal Tuhan mengutus para Nabi padahal mereka tidak luput dari banyak kekeliruan.
- Ar-Razi dikenal sebagai filsuf karena dia mencetuskan 5 yang kekal yang sampai sekarang pun tidak bisa dikatakan bertentangan dengan al-Qur'an, karena memang isinya adalah percaya dengan Allah, percaya kepada jiwa universal dan lainnya. tapi dalam pandangan teologi, pemikiran ar-Razi dianggap tidak percaya tentang adanya agama, karena ada yang abadi selain Allah.
Sekian, terima kasih :)
Komentar
Posting Komentar