Filsafat Islam: Ibnu Bajjah
Biografi Ibnu Bajjah
Abu Bakar Muhammad Ibn Al Sha'igh at-Tujibi bin Bajjah atau yang lebih dikenal dengan nama Ibnu Bajjah dan di kalangan orang barat lebih dikenal dengan nama Avenpace. Beliau lahir di Andalusia yang sekarang menjadi Spanyol dan lebih tepatnya di Saragossa. Pada abad ke 5 H atau 11 M. Beliau adalah seorang yang menguasai beberapa disiplin ilmu, seperti astronom, filsuf, sastrawan, musisi, dokter, fisikawan, botanis, psikologi dan ilmuan Muslim.
Ibnu Bajjah juga menjadi dokter di Kota Seville via Valencia dari kota tersebut ke Granada, kemudian memilih untuk berangkat ke Afrika Utara yang merupakan pusat kerajaan Dinasti Murhabith Barat. Namun sayangnya ketika tiba di Syatibah, beliau malah ditangkap karena dituduh kafir oleh penguasa Al-Murabith, hal tersebut terjadi karena pemikiran filsafatnya yang tidak dapat diterima di kalangan masyarakat pada waktu itu.
Karya-karya Ibnu Bajjah
Sebagai ilmuan agung, Ibnu Bajjah sangat produktif dan menghasilkan banyak karya, diantaranya:
- Tardiyyah (Syair-syair)
- Risalah al-Akhlaq
- Kitab al-Nabat
- Risalah al-Ghayah al-Insaniyyah
- Risalah al-Wida
- Risalat al-Ittishal
- Kitab al-Nafs
Menurut Ibn Bajjah, segala yang ada (al-maujudat) terbagi dua: yang bergerak dan tidak bergerak. Yang bergerak adalah jisim (materi) yang sifatnya finite (terbatas). Gerak terjadi dari perbuatan yang menggerakkan terhadap yang digerakkan. Gerakan ini digerakkan pula oleh gerakan yang lain, yang akhir rentetan gerakan ini digerakkan oleh penggerak yang tidak bergerak, dalam arti penggerak yang tidak berubah yang berbeda dengan jisim (materi). Penggerak ini bersifat azali. Gerak jisim mustahil timbul dari substansinya sendiri sebab ia terbatas. Oleh karena itu, gerakan ini mesti berasal dari gerakan yang infinite (tidak terbatas), yang oleh Ibn Bajjah disebut dengan ‘aql.
Pemikiran Ibnu Bajjah tentang Akhlak
Dalam buku karya Sirajuddin Zar yang berjudul Filsafat Islam, Ibnu Bajjah membagi perbuatan manusia menjadi dua bagian, yaitu: perbuatan manusiawi dan hewani. Perbuatan hewani menurut Ibnu Bajjah bersumber dari dorongan hawa nafsu dan naluri diri untuk memenuhi kebutuhan. Sedangkan perbuatan yang sifatnya manusiawi adalah perbuatan yang didasarkan pada akal dan kemauan yang luhur, juga bersih.
Dari pengertian tersebut, menghasilkan contoh bahwa kegiatan makan bisa dikatakan bersifat hewani dan manusiawi. Dapat dikatakan hewani, karena perbuatan makan juga dilakukan oleh hewan dan didasarkan hanya untuk menuruti dan memenuhi hawa nafsu belaka. Akan tetapi, jika suatu perbuatan tersebut didasarkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mencapai keutamaan hidup serta memelihara kehidupan, maka hal tersebut dikategorikan sebagai perbuatan yang kategorinya manusiawi.
Tiga Tujuan Perbuatan menurut Ibnu Bajjah
Ibnu Bajjah membagi 3 tujuan perbuatan secara ringkas, pertama, tujuan jasmani yaitu apabila suatu perbuatan hanya didasarkan untuk memenuhi kepuasan jasmaniah atau hanya menuruti hawa nafsu. Dalam hal tersebut, derajat manusia tidak jauh dari hewan. Kedua, tujuan ruhani khusus yaiut segala perbuatan yang didasarkan pada kepuasan ruhani dan bertujuan untuk melahirkan sebuah keutamaan aqliyah dan akhlaqiyah. Ketiga, tujuan ruhani umum atau rasio, perbuatan ini didasarkan supaya bisa berinteraksi atau berhubungan dengan Allah Subhanahu Wata'ala dengan kepuasan pemikiran. Dalam tujuan ini termasuk tingkatan yang tertinggi dan paling sempurna. Ibnu Bajjah menyebutkan hal semacam ini yang ingin dicapai manusia, terutama manusa penyendiri, yakni yang berusaha menempuh jalur pencarian jati diri.
Sesi Diskusi
Pertanyaan: Bagaimana epistimologi dalam pandangan ibnu Bajjah yang mengatakan bahwa masyarakat manusia itu yang akan mengalahkan perorangan dan melumpuhkan kemampuan berpikirnya, serta menghalang-halangi dari kesempurnaan? Lantas kelumpuhan berpikir seperti apa yang dapat mengalahkan manusia, serta kategori kesempurnaan yang disebutkan itu seperti apa?
Jawab: Pemikiran insani dapat mengalahkan pemikiran hewani, sekaligus pikiran inilah yang membedakan manusia dengan hewan. Lebih jauh ibn bajjah menjelaskan bahwa masyarakat umum bisa mengalahkan pemikiran perseorangan. Masyarakat bisa melumpuhkan daya kemampuan berpikir perseorangan dan menghalanginya untuk mencapai kesempurnaan. Hal ini disebabkan masyarakat itu berlumuran dengan perbuatan-perbuatan rendah dan keinginan hawa nafsu yang kuat. Jadi, dengan kekuatan dirinyamanusia bisa sampai kepada martabat yang tinggi, melalui pikiran perbuatan. Untuk itu seorang harus mengasingkan pemikiran dan jiwanya dari masyarakat, serta membebaskan diri dari ikatan-ikatan tradisi, yang kebanyakkan dikuasai oleh khurafat. Akal mendapatkan obyek-obyek pengetahuan yang disebut hal- hal yang dapat diserap dari unsur imajinatif. Misalnya ideal-ideal moral dan artistik, atau obyek-obyek pengetahuan yang merupakan kejadian-kejadian yang bisa terjadi mewujud di dalam unsur imajinatif sebelum kejadian-kejadian tersebut terjadi, atau kejadian –kejadian yang belum terjadi tapi telah masuk ke dalam unsur imajinatif ialah keterhubungannya dengan wahyu dan ramalan. Jadi, apayang diberikan oleh akal kepada imajinasi manusia bukanlah berasal dari akal itu sendiri, melainkan timbul dalam imajinasi lewat agen yang telah dikenal sebelumnya , dan mampu menciptakannya. Tuhanlah yang lewat kehendaknya , menyebabkan penggerak lingkungan-lingkungan atktif beraksi atas dasar lingkungan-lingkungan pasif. Misalnya, bila dia bermaksud mewujudkan apa yang akan terjadi di alam raya ini. Dengan uraian di atas, jelaslah bahwa tuhan memanifestasikan pengetahuan dan perbuatan kepada makhluk-makhluknya. Setiap makhluk menerimanya sesuai dengan tingkat kesempurnaan existensi masing-masing, akal menerima darinya pengetahuan sesuai dengan kedudukannya, dan lingkungan menerima darinya sosok-sosok dan bentuk-bentuk fisik sesua dengan tingkat dan kedudukan mereka. Lewat akal lah manusia mengenal ilmu-ilmu yang disingkapkan kapadanya oleh tuhan , hal-hal yang dapat dipahami, peristiwa-peristiwa tertentu yang terjadi pada saat sekarang dan masa lalu. Inilah pengetahuan tentang yang ghaib yang diberikan tuhan kepada hambahamba pilihannya lewat malaikat-malaikat-Nya.
Terima kasih :)
Komentar
Posting Komentar